Selasa, 17 September 2013

Fisiologi Alat – Alat Reproduksi Wanita

Dalam masa kanak – kanak, ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat dan belum menunaikan fungsinya dengan baik.
Baru jika tercapai usia pubertas, maka terjadilah perubahan – perubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan besar pada seluruh badan wanita.
Pubertas tercapai pada umur 12 – 16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan.

Kejadian yang terpenting dalam pubertas adalah timbulnya haid yang pertama kali ( menarche ).


Walaupun begitu, menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara ( thlarche ), kemudian tumbuh rambut kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak.
Barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid dating secara siklik.

Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan tugasnya.

Dalam pubertas, anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya.
Dengan pubertas ini maka wanita masuk dalam masa reproduktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira – kira 30 tahun.

Setelah masa reproduksi, wanita masuk dalam klimakterium.
Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan senium. Dalam klimakterium, haid berangsur – angsur akan berhenti : mula – mula haid menjadi sedikit, kemudian terlampaui 1 atau 2 bulan dan akhirnya berhenti sama sekali.

Haid yang terakhir disebut pre-menopause dan bagian sesudah menopause disebut post-menopause.
Masa pancaroba ini disertai dengan gejala – gejala yang khas : pada pre-menopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam post-menopause terjadi gangguan vegetative, seperti panas, berkeringat dan palpitasi, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Setelah klimakterium, datang selenium dimana terjadi kemunduran organ tubuh dalam kemampuan fisik.

Menstruasi ( Haid ) :
Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
Kejadian ini disebut

Menstruasi atau Haid
















 Siklus Menstruasi :
·      Jika kita memperhatikan selaput lendir rahim dari hari ke hari maka ternyata terjadi perubahan – perubahan yang berulang – ulang.
·        Selama ± 1 bulan, dapat kita bedakan 4 masa ( stadium ) :
1.      Stadium menstruasi atau desquamasi :
Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan ; hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari.
Jadi dengan haid itu keluar darah, potongan – potongan endometrium dan lendir dari cervix.
Darah itu tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan – potongan mucosa. Hanya saja jika banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan – bekuan darah dalam darah haid.
Banyaknya perdarahan selama haid normal ± 50 cc.

2.    Stadium post menstruum atau stadium regenerasi :
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsur – angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar – kelenjar endometrium.
Pada saat ini tebalnya endometrium ± 0,5 mm, stadium ini sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

3.     Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi :
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm.
Kelenjar – kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.
Stadium poloferasi berlangsung dari hari ke- 5 sampai hari ke- 14 dari hari pertama haid.

4.  Stadium pra menstruum atau stadium sekresi :
Pada stadum ini endometrium kira- kira tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur.
Maksud dari perubahan ini tidak lain daripada mempersiapkan endometrium untuk menerima telur.
Pada endometrium, sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat ( stratum compactum ) yang hanya ditembus oleh saluran – saluran keluar dari kelenjar – kelenjar, lapisan mampung ( stratum spongiosum ), yang banyak lubang – lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar – kelenjar dan lapisan bawah yang disebut stratum basale.
Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke- 14 sampai hari ke- 28.
Jika tidk terjadi kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.


                Pembagian lain adalah :
                                I.       Stadium menstruasi ( hari 3 – 5 )
                              II.      Stadium poliferasi, dibagi dalam :
ü Stadium poliferasi dini
Endometrium tipis tebalnya ± 2 mm.
Kelenjar – kelenjarnya lurus, epitelnya kubis rendah, intinya dibasal.

ü Stadium poliferasi lanjut
Endometrium jadi lebih tebal, hal ini karena bertambahnya stroma akibat pemecahan sel – sel.

                            III.     Stadium sekresi, dibagi 2 :
ü Stadium sekresi dini
Lebih tipis daripada fase sebelumnya.
Hal ini oleh karena kehilangan cairan, tebalnya ± 4 – 5 mm.
Pada saat ini lapisan terbagi dalam beberapa bagian.

-         Stratum basale
Lapisan dalam yang berbatasan dengan lapisan otot, in-aktif kecuali mitosis pada kelenjar.

-         Stratum spongiosum
Lapisan tengah terbentuk anyaman seperti spons, ini disebabkan kelenjar – kelenjar yang banyak, melebar dan berkelok – kelok dengan stroma yang sedikit diantaranya.

-         Stratum compactum
Lapisan permukaan, saluran kelenjar yang sempir, lumennya berisi secret, stroma yang berlebihan dan memperlihatkan oedema.

ü Stadium sekresi lanjut
Tebalnya ± 5 – 6 mm.
Adalah peningkatan dari fase sebelumnya, dimana endometrium sekarang sangat vaskuler, kelenjar sangat banyak berkelok – kelok, kaya dengan glycogen.
Jadi, sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.
Sel stroma sitoplasmanya bertambah; pada kehamilan sel stroma ini akibat pengaruh progesteron menjadi sel decidua.
Pembuluh darah tumbuh cepat hingga berkelok dan terdapat pada lapisan compacta.

                                IV.     Stadium pre menstruil :
Ada infiltrasi sel – sel darah putih bisa PMN atau sel bulat.
Stroma mengalami disintegrasi, dengan hilangnya cairan dan secret maka akan terjadi collaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi Vasokonstriksi ( ischaemic phase ), kemudian pembuluh darah itu ber-relaksasi dan akhirnya pecah.
Masa dari hari pertama haid sampai hari pertama haid yang berikutnya disebut siklus.
Siklus haid yang normal adalah ± 28 hari  ( antara 3 minggu dan 5 minggu ).
Hari pertama dari haid adalah hari pertama dari siklus yang baru.
Lamanya haid ± 4 – 5 hari, hari pertama darah yang keluar sedikit, hari kedua biasanya paling banyak lalu berangsur kurang sehingga terhenti pada hari ke- 4 atau ke- 5.
Darah haid biasanya tidak membeku, kalau ada bekuan menandakan bahwa banyaknya darah haid berlebihan.
Sewaktu haid kebanyakan wanita merasa kurang senang; ada yang merasa gelisah, sakit punggung, dan lainnya.
Buah dada agak nyeri dan mungkin sedikit membengkak.
Kadang – kadang ada perdarahan yang sedikit antara dua haid yang disebut, perdarahan intermenstruil.
Ternyata bahwa perubahan – perubahan pada endometrium tak berdiri sendiri tapi dipengaruhi pula oleh kejadian dalam ovarium.

Siklus ovarium
Dalam ovarium dikatakan bahwa terdapat banyak sel – sel telur muda yang dikelilingi oleh sel – sel gepeng dan bangunan ini disebut, folikel primordial.
Sebelum pubertas, ovarium masih dalam keadaan istirahat, akan tetapi waktu tercapai pubertas maka karena pengaruh salah satu hormon dari lobus anterior hypophyse ialah hormone perangsang folikel ( follicle stimulating hormone, FSH ), maka beberapa folikel primordial mulai tumbuh, walaupun biasanya hanya satu yang menjadi masak dan kemudian pecah sedagkan yang lainnya mati.

Pemasakan folikel primordial terjadi sebagai berikut :
Mula – mula sel – sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian di antara sel – sel ini timbul sebuah rongga yang berisi cairan, ialah liquor folliculi.
Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga folikel.
Tumpukan sel dengan sel telur di dalamnya disebut, cumulus oophorus.
Antara sel telur dan sekitarnya terdapat zona pellucida.
Sel – sel granulose lainnya yang membatasi ruangan folikel disebut membrane granulose.
Dengan tumbuhnya folikel jaringan ovarium sekitar folikel tersebut, terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan ialah, theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat.

Folikel yang masak ini disebut folikel de Graaf.
Folikel de Graaf menghasilkan estrogen dan ternyata tempat pembuatan hormon ini pada theca interna.
Sebelum pubertas, folikel de Graaf hanya terdapat pada lapisan dalam dari cortex ovarium dan tetap tinggal di lapisan tersebut.
Setelah pubertas juga terbentuk di lapisan luar dari cortex, pada diameter 10 – 12 mm. Folikel tersebut mendekati permukaan, malahan menonjol keluar, karena lig. Folliculi makin lama makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi tersebut, melainkan juga harus mengalami perubahan – perubahan nekrobiotik pada permukaan folikel – folikel.
Pada permukaan ovarium sel – sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu folikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor folliculi bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel – sel cumulus oophorus.
Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf dan pecahnya folikel de Graaf disebut, ovulasi. Sel – sel granulosa yang mengelilingi sel telur yang telah bebas itu disebut, corona radiata.
Setelah ovulasi, maka sel – sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning yang disebut, lutein.
Dengan demikian maka sisa folikel berubah menjadi butir yang kuning yang disebut, corpus luteum.
Corpus luteum mengeluarkan hormone yang disebut, progestron di samping estrogen.
Tergantung apakah terjadi konsepsi ( pembuahan )atau tidak, corpus luteum dapat menjadi corpus luteum graviditatum atau corpus luteum menstruationum.


·         Corpus luteum menstruatinonum :
Mempunyai masa hidup kira – kira 8 hari, setelah ia berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat yang sangat menyerupai stroma ovarium.
Corpus luteum yang berdegenerasi disebut :
Corpus albicans : yang berwarna putih. Dengan terbentuknya corpus albicans maka pembentukan hormon progesteron dan estrogen mulai berkurang, malahan berhenti sma sekali.

Ini menghasilkan ischemia dan necrosa endometrium yang kemudian disusul dengan menstruasi. Ternyata bahwa estrogen menyebabkan poliferasi dari endometrium, fase proliferasi ini disebut juga fase follikuler atau pra-evulatoir yang berlangsung dari hari pertama menstruasi sampai ovulasi.
Masa setelah terjadinya ovulasi sampai terjadinya menstruasi disebut fase sekresi, fase luteal atau post-ovulatoir.

·         Corpus luteum graviditatum :
Setelah terjadi ovulasi maka sel telur yang merupakan sel terbesar dari badan manusia dengan ukuran ± 0,2 mm masuk ke dalam tuba dan terus dibawa ke cavum uteri.
Hal ini dimungkinkan karena pada waktu ovulasi, ujung ampulla tuba menutup permukaan ovarium dan selanjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltic dan rambut getar dari sel – sel selaput lendir tuba ke arah cavum uteri.

Jika tidak terjadi penghamilan ( fertilisasi ) maka sel telur akan mati dalam beberapa jam.
Jika terjadi penghamilan maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan dari sel telur dan sel mani dalam ampulla tuba.

Sel telur yang telah dibuahi itu berjalan ke cavum uteri dan sesampainya dalam cavum uteri menanamkan diri dlam endometrium ( nidasi ).
Zygot ( sel telur yang dibuahi ) mengeluarkan hormon – hormon hingga corpus luteum yang biasanya hidup ± 8 hari sekarang tidak mati  malahan tumbuh menjadi lebih besar dan disebut, corpus luteum gravididatum yang hidup sampai bulan ke- IV dari kehamilan.
Setelah bulan ke- IV maka fungsinya diambil alih oleh plasenta.
Karena corpus luteum tidak mati, maka progesteron dan estrogen terus terbentuk, endometrium dengan demikian tidak mati malahan menjadi lebih tebal dan berubah menjadi decidua.
Itu sebabnya selama kehamilan berlangsung, tidak ada haid.
Kadang – kadang sel telur dari salah satu ovarium tidak masuk ke dalam tuba yang sepihak tapi dengan jalan ayang panjang melalui rongga perut masuk ke tuba yang berlawanan.
Kejadian ini disebut, migration externa.
Secara ikhtisar, perubahan – perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh kejadian – kejadian dalam ovarium.
Tapi ternyata kejadian dalam ovarium dipengaruhi oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukannya yaitu kelenjar hypophyse.

Hypophyse bagian depan menghasilkan 3 buah hormon :
1.      FSH ( Follicle Stimulating Hormone )
FSH dalam jumlah besar ditemukan pada urine wanita menopause.
FSH mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlahnya terus bertambah sampai dewasa.
FSH dibentuk oleh sel B ( Basofil ) dari lobus anterior hypophyse.
Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah cukup; suatu keadaan yang didapat pula pada kehamilan ( negative feed back ).

2.    LH ( Luteinizing Hormone; ICSH – Insterstitial Cell Stimulating Hormone ) :
Pada binatang percobaan ( tikus ) yang telah mengalami hypophysectomie dapat menyebabkan regenerasi sel – sel interstitial testis pada tikus jantan.
LH ini dapat didapat dari urine laki – laki maupun wanita, ditemukan banyak pada wanita menopause.
LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadi sekresi estrogen dari folikel de Graaf.
LH juga menyebabkan penimbunan substansi pendahuluan dari progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah cukup besar, maka akan menyebabkan pengurangan produksi FSH, sedangkan produksi LH malah bertambah; hingga tercapai suatu ratio produksi FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi.

3.      Prolactin ( Luteotropin = LTH ) :
Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, pada masa laktasi dan post menopause.
Dibentuk oleh sel Alpha ( Asidofil ) dari lobus anterior hypophyse.
Fungsi hormon ini adalah untuk memulai dan mempertahankan produksi progesteron dari corpus luteum.
Ternyata hyphophyse pun dirangsang dan di atur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu hypothalamus yang menghasilkan gonadotropin releasing factors ( hypophysiotropin ).

Fungsi hypothalamus :
Diduga bahwa pada tuba cinerium terdapat “sex centrum” yang menghasilkan zat yang bersifat decapeptid dan disebut “releasing factors” yang merangsang hypophyse untuk melepaskan gonadotropin.

Hypothalamus juga mengeluarkan prolactin inhibitory hormone ( PIH ) yang mengerem produksi prolactin.







Senin, 16 September 2013

Anatomi Alat – Alat Reproduksi Wanita

Dibagi dalam 2 golongan :
                    I.            Genitalia EXTERNA, pada umumnya disebut vulva ( labia majora dan minora).
                  II.            Genitalia INTERNA.

Genitalia EXTERNA
Meliputi semua organ – organ yang didapatkan antara os pubis, ramus inferior dan perineum yaitu :
1.       Mons Veneris / Mons Pubis
2.       Labia majora dan Labia minora
3.       Clitotris
4.       Vestibulum
5.       Hymen
6.       Urethra
7.       Beberapa kelenjar lender ( Bartholini dan Skene )



Mons Veneris :
Ø  Bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian depan symphisis pubis.
Ø  Setelah pubertas, kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut.

Labia Majora :
Ø  Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang.
Ø  Labia majora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum, yang disebut commisura posterior ( frenulum ).
Ø  Terdiri dari 2 permukaan :
     - Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut.
     - Bagian dalam, menyerupai selaput lender dan mengandung banyak kelenjar sebasea.
Ø  Homolog dengan scrotum laki – laki.

Labia Minora :
Ø  Didapatkan sebagai lipatan di sebelah medial dari labia majora.
Ø  Kedua lipatan tersebut ( kiri dan kanan ) bertemu di atas ( preputium clitoridis ) dan di bawah clitoris ( frenulum clitoridis ).
Ø  Di bagian belakang, kedua lipatan setelah mengelilingi orificium vaginea bersatu juga, disebut fourchet ( hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan anak ).

Clitoris :
Ø  Merupakan suatu tunggul yang erectile.
Ø  Mengandung banyak urat – urat saraf sensorik dan pembuluh – pembuluh darah.
Ø  Analog dengan penis laki – laki.

Vestibulum :
Ø  Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh clitoris, dorsal oleh fourchet.
Ø  Pada vestibulum terdapat muara – muara dari vagina urethra dan terdapat pula 4 lubang kecil yaitu :
     2 muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat di samping dan agak kebelakang dari introitus vaginae.
      2 muara dari kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari urethra.


Gl. Vestibularis majoris Bartholini :
Ø  Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina.
Ø  Mengeluarkan secret mucus terutama pada waktu coitus.

Hymen ( selaput dara ) :
Ø  Berupa lapisan yang tpis dan menutupi sebagian besar dari intritus vaginae.
Ø  Biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genitalia interna dan darah haid dapat mengalir keluar.
Ø  Bila hymen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum.
Ø  Setelah partus, hanya tinggal sisa – sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut carunculae myrtiformis.



Genitalia INTERNA


A.      Vagina :
·        Suatu saluran musculo – membranosa yang menghubngkan uterus dengan vulva.
·         Terletak antara kandung kencing dan rectum
·         Dinding depan vagina (= 9 cm) lebih pendek dari dinding belakang (= 11 cm).
·        Pada dinding vagina terdapat lipatan – lipatan yang berjalan cirlulair dan disebut rugae, terutama pada bagian bawah dinding vagina.
·         Setelah melahirkan, sebagian dari pada rugae akan menghilang.
·     Walaupun disebut selaput lendir vagina, selaput ini tak mempunyai kelenjar – kelenjar sama sekali hingg tak dapat menghasilkan lender, mungkin lebih baik disebut kulit.
·         Ke dalam puncak vagina, menonjol ujung dari cervix.
·         Bagian yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
·         Oleh portio ini, puncak vagina dibagi dalam 4 bagian, yaitu :
Fornix anterior
Fornix posterior
Fornix latweral kanan dan kiri
·         Vagina mempunyai fungsi penting :
1.       Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah sewaktu haid dan secret dari uterus.
2.       Sebagai alat persetubuhan.
3.       Sebagai jalan lahir pada waktu partus.
·     Sel – sel dari lapisan atas epithel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini menghasilkan asam susu karena danya bacil – bacil Doderlein hingga vagina mempunyai reaksi asam dengan pH = 4,5 dan ini member proteksi invasi terhadap kuman – kuman.




B.      Uterus :
·     Dalam keadaan tiak hamil, uterus terdapat dalam ruangan pelvis minor di antara vesica urinaria dan rectum.
·   Permukaan belakang sebagian besar tertutup oleh peritoneum sedangkan permukaan depan hanya di bagian atasnya saja.
·       Bagian bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang vesica urinaria.
·    Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk seperti bola lampu yang gepeng yang terdiri dari 2 bagian :
·       Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri ( dasar rahim ).
·  Pinggir kanan dan kiri tidak tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan parametrium kanan dan kiri.



¥  Ukuran uterus
@  Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda – beda tergantung dari pada :
Ø  Usia
Ø  Pernah melahirkan anak atau belum
o   Pada anak – anak, panjang uterus                              : 2 – 3 cm
o   Pada nulipara                                                             : 6 – 8 cm
o   Pada multipara                                                           : 8 – 9 cm
@  Panjangnya corpus uteri terhadap cervix uteri juga berbeda – beda :
o   Pada anak – anak, panjang corpus uteri ½ dari panjang cervix.
o   Pada gadis remaja, sama panjangnya dengan cervix uteri.
o   Pada multipara, corpus uteri 2x panjangnya cervix uteri.
@  Cavum uteri ( rongga rahim ) berbentuk segitiga, lebar di daerah fundus dan sempit kea rah cervix.
@  Sebelah atas rongga rahim berhubungan dengan saluran telur ( tuba fralopii ) dan sebelah bawah dengan saluran leher rahim ( canalis cervicalis ).
@ Hubungan antara cavum uteri dan canalis cervicalis disebut ostium uteri internum, sedangkan muara canalis cervicalis ke dalam vagina disebut ostium uteri externum.

Sebenarnya ada 2 buah ostium uteri internum, yaitu :
a. Ostium uteri internum anatomicum, yang benar – benar merupakan batas antara canalis cervicalis dan cavum uteri.
b.    Ostium uteri internum histologicum, ialah tempat pada canalis cervicalis, dimana selaput lender cavum uteri berubah menjadi elaput lender cervix.
Tempat ini letaknya sedikit dibawah ostium uteri internum anatomicum.

@  Bagian cervix antara ostium uteri internum anatomicum dan ostium uteri histologicum disebut isthmus uteri.
Bagian tersebut pat melebar selama kehamilan, dan disebut segmen bawah uterus / rahim ( S.B.R ).
@  Bagian cervix yang menonjol ke dalam puncak vagina disebut :
Portio vaginalis atau portio, sedangkan bagian di atas portio vaginalis disebut portio supra vaginalis.
@  Ostiumuteri externum pada nulipara berbentuk oval dan kecil.
Pada multipara terlihat lebar dan seolah – olah membagi portio dalam 2 bagian : bibir depan dan belakang dari portio.


¥  Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan :
1.       Perimetrium ( lapisan peritoneum ) yang meliputi dinding uterus bagian luar.
2.       Myometrium ( lapisan otot ), merupakan lapisan yang paling tebal.
Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada saat persalinan.
Diantara serabut – serabut otot terdapat pembuluh – pembuluh darah, pembuluh lympha dan urat saraf.

Struktur otot uterus pada waktu hamil
Otot uterus terdiri dari 3 lapisan :
Ø  Lapisan luar :
       Lapisan seperti kap melengkung melalui fundus menuju kea rah ligament.
Ø  Lapisan dalam :
     Merupakan serabut – serabut otot yang berfungsi sebagai spincter yang terletak pada ostium internum tubae dan orificium uteri internum.
Ø  Lapisan tengah :
     Terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh – pembuluh arah, jadi dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.
      Masing – masing serabut mempunyai 2 lengkungan hingga keseluruhannya berbentuk angka 8, dengan struktur seperti ini setelah persalinan maka serabut – serabut ini berkontridiksi dan menekan pembuluh darah, jadi juga bekerja sebagai penjepit pembuluh darah.

3.  Endometrium ( selaput lendir ), merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang membatasi cavum uteri.
Pada endometrium didapatkan lubang – lubang kecil, merupakan muara – muara dari saluran – saluran kelenjar uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang membasahi cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk silindris.
Tebalnya, susunannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi oleh hormone – hormone ovarium.
Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.

Di bawah pengaruh hormonal, maka lapisan mucosa uterus mengalami perubahan – perubahan tertentu hingga cukup baik untuk implantasi dan untuk member makanan pada ovum.

Perubahan ini terjadi beberapa hari setelah implantasi ovum, dimana sel – sel jaringan ikat ( stroma ) dari endometrium membengkak dan sifatnya berubah, selnya jadi bulat dan vesicular, cytoplasmanya jadi jernih dan sedikit basophil dan dikelilingi membrane yang bening.

Selaput lendir cervix mempunyai sifat yang berlainan. Epitelnya terdiri atas sel – sel berbentuk silinder dan mengeluarkan secret secara terus menerus, sifat secret tersebut sangat dipengaruhi oleh hormone – hormone ovarium.

Sikap dan letak uterus di tengah – tengah rongga panggul dipertahankan oleh :
a.       Tonus uterus sendiri
b.      Ligament – ligament dari uterus
c.       Otot – otot dasar panggul

v  Ligament – ligament uterus, yaitu :
1.       Ligamentum latum
Berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan dan kiri dari uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah – olah menggantung pada tubae.

Ruangan antara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar, disebut parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterine, pembuluh lympha dan ureter.

2.       Ligamentum rotundum ( lig. Teres uteri )
Terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial lab. Majus.
Terdiri dari jaringan otot polos ( identik dengan myometrium ) dan jaringan ikat dan menahan uterus dalam anteflexie.
Pada waktu kehamilan mengalami hypertrophied an dapat diraba dengan pemeriksaan luar.

3.       Ligamentum infundibulo pelvicum ( lig. Suspensorium ovarii )
2 buah kiri dan kanan infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium.

4.       Ligamentum cardinal
Kiri dan kanan dari cervix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul.
Menghalangi pergerakan ke kiri atau ke kanan.

5.       Ligamentum sacro uterinum
Kiri kanan dari cervix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rectum.

6.       Ligamentum vesico uterinum
Dari uterus ke kandung kencing.





             ¥  Letak uterus :
1.       Ante & Retroflexio uteri :
Sumbu cervix dan sumbu corpus uteri membentuk sudut. Jika sudut ini membuka ke depan, disebut anteflexio, jika membuka ke belakang, disebut retroflexio.

2.       Ante & Retroversio uteri :
Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut. Jika sudut ini membuka ke depan, disebut anteversio, jika membuka ke belakang disebut retroversio.

3.       Position :
Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri, lebih ke kanan, lebih ke depan, lebih ke belakang, disebut sinistro, dextro, antero, dorso position.

4.       Torsio :
Letak uterus biasanya agak terputar.

¥  Pembuluh darah uterus :
1.       A. uterina :
Berasal dari a. hypogastrica yang melalui lig. Latum menuju ke sisi uterus kira – kira setinggi ostium uteri internum dan member darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan A. ovarica.

2.       A. ovarica :
Berasal dari aorta, masuk lig. Latum melalui lig. Infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak langsung masuk ke dalam vena cava inferior, tapi melalui vena renalis kiri.

¥  Pembuluh lympha dari cervix manuju ke lymphoglandule hypogastricae sedangkan dari corpus uteri sebagian ke lympho glandulae lumbales.

¥  Serat – serat saraf uterus :
Kontraksi dinding uterus adalah autonom, tidak memerlukan rangsang dari susunan saraf pusat.
Serat – serat saraf yang dating vdari susunan saraf pusat rupanya hanya untuk mengkoordiner kontraksi.
Uterus dipengaruhi oleh serat – serat saraf sympatihis maupun para symphatis yang menuju ke ganglion cervical dari Frankenhauser yang terletak di pangkal lig. Sacro uterium.
Rangsangan pada ganglion ini misalnya berupa tekanan oleh kepala anak dapat menguatkan his.

C.    Tuba uterine falopii :
Terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari cornu uteri kanan kiri.
Panjangnya ± 12 cm, diameter 3 – 8 mm.

Pada tuba ini dibedakan 4 bagian :
1.    Pars interstitalis ( intramuralis ) : bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus, mulai pada ostium internum tubae.
2.    Pars isthmica : bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus, merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.
3.    Pars ampullaris : bagian tuba antara pars isthmica dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S.
4.      Infundibulum : ujung dari tuba dengan umbai – umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominal tubae.

Fungsi utama tuba adalah untuk membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke jurusan cavum uteri.



D.     Ovarium :
Ovarium ada 2, kiri dan aknan uterus, dihubungkan dengan uterus oleh lig. Ovarii proprium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantaraan lig. Infundibulo pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium yaitu arteri dan vena ovarica.

Pada ovarium dibedakan :
1.      Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum Douglas dan permukaan lateral.
2.   Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat dengan uterus ( extremitas tubaria dan extremitas uterina ).
3.     Pinggir yang menghadap ke muka ( margomesovaricus ) melekat pada lembar belakang lig. Latum dengan perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap ke balakang ( margoliber ).

Ovarium ini letaknya pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut fossa ovarica Waldeyateri.
Ovarium terdiri dari bagian luar ( cortex ) dan bagian dalam ( medulla ).
Pada cortex terdapat folikel – folikel primordial.
Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh lympha.

E.      Parametrium :
Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar lig. Latum disebut parametrium.
Bagian atas lig. Latum yang mengandung tuba disebut mesosalphinx dan bagian caudalnya yang berhubungan dengan uterus disebut mesometrium.
Pada sisi depan lig. Latum berjalan lig. Teres uteri, pada permukaan belakang lig. Ovarii proprium.
Mesovarium merupakan lipatan peritoneum untuk ovarium dan terdapat antara mesosalphinx dan mesometrium.
Lig. Suspensorium ovarii berjalan dari extremitas tubaria ovarii ke dinding panggul.
Pada parametrium ini berjalan ureter, a & v uterina.
Parametrium sebelah bawah yang menyelubungi a & v uterina lebih padat dari jaringan sekitarnya disebut lig. Cardinale.

Pertumbuhan alat kandungan :
Alat kandungan mulai terbentuk pada embrio yang berumur ± 6 minggu.
Alat kandungan terbentuk dari 2 saluran yang disebut saluran Muller.
Kedua saluran Muller ini bersatu di bagian bawahnya untuk membentuk bagian atas dari vagina dan uterus, sedangkan bagian atas tetap terpisah adalah yang menjadi tuba.
Jika penyatuan di bagian bawah dari saluran Muller kurang sempurna maka mungkin terbentuk 2 vagina dan 2 uterus atau satu vagina dan 2 uterus atau satu uterus yang masih mempunyai sekat di tengah, dll.