Selasa, 17 September 2013

Fisiologi Alat – Alat Reproduksi Wanita

Dalam masa kanak – kanak, ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat dan belum menunaikan fungsinya dengan baik.
Baru jika tercapai usia pubertas, maka terjadilah perubahan – perubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan besar pada seluruh badan wanita.
Pubertas tercapai pada umur 12 – 16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan.

Kejadian yang terpenting dalam pubertas adalah timbulnya haid yang pertama kali ( menarche ).


Walaupun begitu, menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara ( thlarche ), kemudian tumbuh rambut kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak.
Barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid dating secara siklik.

Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan tugasnya.

Dalam pubertas, anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya.
Dengan pubertas ini maka wanita masuk dalam masa reproduktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira – kira 30 tahun.

Setelah masa reproduksi, wanita masuk dalam klimakterium.
Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan senium. Dalam klimakterium, haid berangsur – angsur akan berhenti : mula – mula haid menjadi sedikit, kemudian terlampaui 1 atau 2 bulan dan akhirnya berhenti sama sekali.

Haid yang terakhir disebut pre-menopause dan bagian sesudah menopause disebut post-menopause.
Masa pancaroba ini disertai dengan gejala – gejala yang khas : pada pre-menopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam post-menopause terjadi gangguan vegetative, seperti panas, berkeringat dan palpitasi, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Setelah klimakterium, datang selenium dimana terjadi kemunduran organ tubuh dalam kemampuan fisik.

Menstruasi ( Haid ) :
Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
Kejadian ini disebut

Menstruasi atau Haid
















 Siklus Menstruasi :
·      Jika kita memperhatikan selaput lendir rahim dari hari ke hari maka ternyata terjadi perubahan – perubahan yang berulang – ulang.
·        Selama ± 1 bulan, dapat kita bedakan 4 masa ( stadium ) :
1.      Stadium menstruasi atau desquamasi :
Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan ; hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari.
Jadi dengan haid itu keluar darah, potongan – potongan endometrium dan lendir dari cervix.
Darah itu tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan – potongan mucosa. Hanya saja jika banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan – bekuan darah dalam darah haid.
Banyaknya perdarahan selama haid normal ± 50 cc.

2.    Stadium post menstruum atau stadium regenerasi :
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsur – angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar – kelenjar endometrium.
Pada saat ini tebalnya endometrium ± 0,5 mm, stadium ini sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

3.     Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi :
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm.
Kelenjar – kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.
Stadium poloferasi berlangsung dari hari ke- 5 sampai hari ke- 14 dari hari pertama haid.

4.  Stadium pra menstruum atau stadium sekresi :
Pada stadum ini endometrium kira- kira tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur.
Maksud dari perubahan ini tidak lain daripada mempersiapkan endometrium untuk menerima telur.
Pada endometrium, sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat ( stratum compactum ) yang hanya ditembus oleh saluran – saluran keluar dari kelenjar – kelenjar, lapisan mampung ( stratum spongiosum ), yang banyak lubang – lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar – kelenjar dan lapisan bawah yang disebut stratum basale.
Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke- 14 sampai hari ke- 28.
Jika tidk terjadi kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.


                Pembagian lain adalah :
                                I.       Stadium menstruasi ( hari 3 – 5 )
                              II.      Stadium poliferasi, dibagi dalam :
ü Stadium poliferasi dini
Endometrium tipis tebalnya ± 2 mm.
Kelenjar – kelenjarnya lurus, epitelnya kubis rendah, intinya dibasal.

ü Stadium poliferasi lanjut
Endometrium jadi lebih tebal, hal ini karena bertambahnya stroma akibat pemecahan sel – sel.

                            III.     Stadium sekresi, dibagi 2 :
ü Stadium sekresi dini
Lebih tipis daripada fase sebelumnya.
Hal ini oleh karena kehilangan cairan, tebalnya ± 4 – 5 mm.
Pada saat ini lapisan terbagi dalam beberapa bagian.

-         Stratum basale
Lapisan dalam yang berbatasan dengan lapisan otot, in-aktif kecuali mitosis pada kelenjar.

-         Stratum spongiosum
Lapisan tengah terbentuk anyaman seperti spons, ini disebabkan kelenjar – kelenjar yang banyak, melebar dan berkelok – kelok dengan stroma yang sedikit diantaranya.

-         Stratum compactum
Lapisan permukaan, saluran kelenjar yang sempir, lumennya berisi secret, stroma yang berlebihan dan memperlihatkan oedema.

ü Stadium sekresi lanjut
Tebalnya ± 5 – 6 mm.
Adalah peningkatan dari fase sebelumnya, dimana endometrium sekarang sangat vaskuler, kelenjar sangat banyak berkelok – kelok, kaya dengan glycogen.
Jadi, sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.
Sel stroma sitoplasmanya bertambah; pada kehamilan sel stroma ini akibat pengaruh progesteron menjadi sel decidua.
Pembuluh darah tumbuh cepat hingga berkelok dan terdapat pada lapisan compacta.

                                IV.     Stadium pre menstruil :
Ada infiltrasi sel – sel darah putih bisa PMN atau sel bulat.
Stroma mengalami disintegrasi, dengan hilangnya cairan dan secret maka akan terjadi collaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi Vasokonstriksi ( ischaemic phase ), kemudian pembuluh darah itu ber-relaksasi dan akhirnya pecah.
Masa dari hari pertama haid sampai hari pertama haid yang berikutnya disebut siklus.
Siklus haid yang normal adalah ± 28 hari  ( antara 3 minggu dan 5 minggu ).
Hari pertama dari haid adalah hari pertama dari siklus yang baru.
Lamanya haid ± 4 – 5 hari, hari pertama darah yang keluar sedikit, hari kedua biasanya paling banyak lalu berangsur kurang sehingga terhenti pada hari ke- 4 atau ke- 5.
Darah haid biasanya tidak membeku, kalau ada bekuan menandakan bahwa banyaknya darah haid berlebihan.
Sewaktu haid kebanyakan wanita merasa kurang senang; ada yang merasa gelisah, sakit punggung, dan lainnya.
Buah dada agak nyeri dan mungkin sedikit membengkak.
Kadang – kadang ada perdarahan yang sedikit antara dua haid yang disebut, perdarahan intermenstruil.
Ternyata bahwa perubahan – perubahan pada endometrium tak berdiri sendiri tapi dipengaruhi pula oleh kejadian dalam ovarium.

Siklus ovarium
Dalam ovarium dikatakan bahwa terdapat banyak sel – sel telur muda yang dikelilingi oleh sel – sel gepeng dan bangunan ini disebut, folikel primordial.
Sebelum pubertas, ovarium masih dalam keadaan istirahat, akan tetapi waktu tercapai pubertas maka karena pengaruh salah satu hormon dari lobus anterior hypophyse ialah hormone perangsang folikel ( follicle stimulating hormone, FSH ), maka beberapa folikel primordial mulai tumbuh, walaupun biasanya hanya satu yang menjadi masak dan kemudian pecah sedagkan yang lainnya mati.

Pemasakan folikel primordial terjadi sebagai berikut :
Mula – mula sel – sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian di antara sel – sel ini timbul sebuah rongga yang berisi cairan, ialah liquor folliculi.
Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga folikel.
Tumpukan sel dengan sel telur di dalamnya disebut, cumulus oophorus.
Antara sel telur dan sekitarnya terdapat zona pellucida.
Sel – sel granulose lainnya yang membatasi ruangan folikel disebut membrane granulose.
Dengan tumbuhnya folikel jaringan ovarium sekitar folikel tersebut, terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan ialah, theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat.

Folikel yang masak ini disebut folikel de Graaf.
Folikel de Graaf menghasilkan estrogen dan ternyata tempat pembuatan hormon ini pada theca interna.
Sebelum pubertas, folikel de Graaf hanya terdapat pada lapisan dalam dari cortex ovarium dan tetap tinggal di lapisan tersebut.
Setelah pubertas juga terbentuk di lapisan luar dari cortex, pada diameter 10 – 12 mm. Folikel tersebut mendekati permukaan, malahan menonjol keluar, karena lig. Folliculi makin lama makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi tersebut, melainkan juga harus mengalami perubahan – perubahan nekrobiotik pada permukaan folikel – folikel.
Pada permukaan ovarium sel – sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu folikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor folliculi bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel – sel cumulus oophorus.
Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf dan pecahnya folikel de Graaf disebut, ovulasi. Sel – sel granulosa yang mengelilingi sel telur yang telah bebas itu disebut, corona radiata.
Setelah ovulasi, maka sel – sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning yang disebut, lutein.
Dengan demikian maka sisa folikel berubah menjadi butir yang kuning yang disebut, corpus luteum.
Corpus luteum mengeluarkan hormone yang disebut, progestron di samping estrogen.
Tergantung apakah terjadi konsepsi ( pembuahan )atau tidak, corpus luteum dapat menjadi corpus luteum graviditatum atau corpus luteum menstruationum.


·         Corpus luteum menstruatinonum :
Mempunyai masa hidup kira – kira 8 hari, setelah ia berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat yang sangat menyerupai stroma ovarium.
Corpus luteum yang berdegenerasi disebut :
Corpus albicans : yang berwarna putih. Dengan terbentuknya corpus albicans maka pembentukan hormon progesteron dan estrogen mulai berkurang, malahan berhenti sma sekali.

Ini menghasilkan ischemia dan necrosa endometrium yang kemudian disusul dengan menstruasi. Ternyata bahwa estrogen menyebabkan poliferasi dari endometrium, fase proliferasi ini disebut juga fase follikuler atau pra-evulatoir yang berlangsung dari hari pertama menstruasi sampai ovulasi.
Masa setelah terjadinya ovulasi sampai terjadinya menstruasi disebut fase sekresi, fase luteal atau post-ovulatoir.

·         Corpus luteum graviditatum :
Setelah terjadi ovulasi maka sel telur yang merupakan sel terbesar dari badan manusia dengan ukuran ± 0,2 mm masuk ke dalam tuba dan terus dibawa ke cavum uteri.
Hal ini dimungkinkan karena pada waktu ovulasi, ujung ampulla tuba menutup permukaan ovarium dan selanjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltic dan rambut getar dari sel – sel selaput lendir tuba ke arah cavum uteri.

Jika tidak terjadi penghamilan ( fertilisasi ) maka sel telur akan mati dalam beberapa jam.
Jika terjadi penghamilan maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan dari sel telur dan sel mani dalam ampulla tuba.

Sel telur yang telah dibuahi itu berjalan ke cavum uteri dan sesampainya dalam cavum uteri menanamkan diri dlam endometrium ( nidasi ).
Zygot ( sel telur yang dibuahi ) mengeluarkan hormon – hormon hingga corpus luteum yang biasanya hidup ± 8 hari sekarang tidak mati  malahan tumbuh menjadi lebih besar dan disebut, corpus luteum gravididatum yang hidup sampai bulan ke- IV dari kehamilan.
Setelah bulan ke- IV maka fungsinya diambil alih oleh plasenta.
Karena corpus luteum tidak mati, maka progesteron dan estrogen terus terbentuk, endometrium dengan demikian tidak mati malahan menjadi lebih tebal dan berubah menjadi decidua.
Itu sebabnya selama kehamilan berlangsung, tidak ada haid.
Kadang – kadang sel telur dari salah satu ovarium tidak masuk ke dalam tuba yang sepihak tapi dengan jalan ayang panjang melalui rongga perut masuk ke tuba yang berlawanan.
Kejadian ini disebut, migration externa.
Secara ikhtisar, perubahan – perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh kejadian – kejadian dalam ovarium.
Tapi ternyata kejadian dalam ovarium dipengaruhi oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukannya yaitu kelenjar hypophyse.

Hypophyse bagian depan menghasilkan 3 buah hormon :
1.      FSH ( Follicle Stimulating Hormone )
FSH dalam jumlah besar ditemukan pada urine wanita menopause.
FSH mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlahnya terus bertambah sampai dewasa.
FSH dibentuk oleh sel B ( Basofil ) dari lobus anterior hypophyse.
Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah cukup; suatu keadaan yang didapat pula pada kehamilan ( negative feed back ).

2.    LH ( Luteinizing Hormone; ICSH – Insterstitial Cell Stimulating Hormone ) :
Pada binatang percobaan ( tikus ) yang telah mengalami hypophysectomie dapat menyebabkan regenerasi sel – sel interstitial testis pada tikus jantan.
LH ini dapat didapat dari urine laki – laki maupun wanita, ditemukan banyak pada wanita menopause.
LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadi sekresi estrogen dari folikel de Graaf.
LH juga menyebabkan penimbunan substansi pendahuluan dari progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah cukup besar, maka akan menyebabkan pengurangan produksi FSH, sedangkan produksi LH malah bertambah; hingga tercapai suatu ratio produksi FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi.

3.      Prolactin ( Luteotropin = LTH ) :
Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, pada masa laktasi dan post menopause.
Dibentuk oleh sel Alpha ( Asidofil ) dari lobus anterior hypophyse.
Fungsi hormon ini adalah untuk memulai dan mempertahankan produksi progesteron dari corpus luteum.
Ternyata hyphophyse pun dirangsang dan di atur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu hypothalamus yang menghasilkan gonadotropin releasing factors ( hypophysiotropin ).

Fungsi hypothalamus :
Diduga bahwa pada tuba cinerium terdapat “sex centrum” yang menghasilkan zat yang bersifat decapeptid dan disebut “releasing factors” yang merangsang hypophyse untuk melepaskan gonadotropin.

Hypothalamus juga mengeluarkan prolactin inhibitory hormone ( PIH ) yang mengerem produksi prolactin.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar